Once upon a time, live a rishi named Kasyapa. He has two daughters, Kadru and Winata. One day he gave his two daughters an egg each. Winata’s egg gave birth to a bird that was later named Garuda. On the other hand, Kadru’s egg gave birth to nine dragons.
Marcell Siahaan penyanyi berdarah Solo dan Batak merilis sebuah album yang bertajuk This is Not Jazz pada Mei 2019 lalu. Album ini berisi cover lagu dari berbagai musisi legendaris seperti Frank Sinatra, Coldplay, The Weeknd. Juga tidak ketinggalan pula karya musisi Tanah Air seperti Tohpati dan Sandy Sandhoro. Tentu tidak semua lagu-lagu ini mempunyai genre jazz. Marcell berhasil mengaransemen kembali lagu-lagu ini sehingga menjadi karya yang enak didengar di kala santai.
Bedil, Kuman, & Baja (dalam Bahasa Inggris: Guns, Germs, and Steel: The Fates of Human Societies) adalah buku kombinasi genre sejarah, antropologi, geografi yang ditulis oleh Jared Diamond. Buku ini memenang Hadiah Pulitzer pada tahun 1998. Jared Diamond mencoba menjelaskan peradaban manusia yang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu bedil (persenjataan), kuman (wabah), dan baja (alat perundagian).
The origin of Telek Dance can be traced from Barong Suari literature. According to history, this dance began to be performed around 1935. Therefore, it had been existing for nearly a century. This dance is considered as cultural heritage. Telek is symbol of temple guardians.
Once upon a time, Dewa Siwa sent Dewa Iswara to the world to find his wife, Dewi Durga. In his wander, Dewa Iswara went to the four main compass directions. This is represented by four dancers using white masks. This character is often known as Telek.
In addition, Dewa Siwa also sent Dewa Brahma (dancers that wear a red mask or Jauk), and Topeng Penamprat. Then, it also followed by Dewa Wisnu as Banaspati Raja.